Dean Huijsen, Bisnis ‘Rugi’ Juventus

Dean Huijsen – Juventus, klub raksasa Serie A yang dikenal lihai dalam mencetak dan memoles talenta muda, kali ini tampaknya kecolongan. Nama Dean Huijsen, bek muda berbakat yang sempat berseragam Bianconeri, kini jadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta sepak bola Eropa—dan sayangnya, bukan karena performanya di Turin, tapi justru karena performa apiknya di luar Juventus. Klub yang dikenal irit dalam belanja, namun efisien dalam investasi pemain, kini harus gigit jari karena melepas berlian mentah yang belum sempat di asah maksimal.

Dean Huijsen bukan sekadar bek muda biasa. Pemain kelahiran Belanda ini dikenal punya tubuh tinggi menjulang, kemampuan membaca permainan di atas rata-rata, dan teknik mengolah bola yang lebih menyerupai gelandang ketimbang bek tengah. Sempat di gadang-gadang sebagai penerus Matthijs de Ligt, justru Juventus melepasnya saat potensinya belum meledak sepenuhnya. Dan seperti ironi sepak bola pada umumnya, setelah keluar dari Turin, nama Huijsen justru bersinar bonus new member.

Keputusan yang Menyulut Tanda Tanya

Pertanyaan besarnya: kenapa Juventus terburu-buru melepas Dean Huijsen? Padahal, proyek regenerasi tim tengah berjalan, dan kebutuhan akan bek muda berkualitas sangat nyata. Dalam beberapa musim terakhir, lini belakang Juventus sering di ganggu cedera dan performa yang inkonsisten. Melepas pemain muda dengan karakteristik komplet seperti Huijsen bukan hanya janggal, tapi tampak seperti kesalahan strategis.

Yang lebih menyakitkan lagi, Huijsen justru tampil luar biasa saat di pinjamkan ke AS Roma. Di bawah arahan Daniele De Rossi, ia menjelma menjadi palang pintu yang matang dalam waktu singkat. Penempatan posisi, ketenangan dalam tekanan, hingga visi dalam mengalirkan bola—semuanya membuat publik mulai mempertanyakan keputusan manajemen Juventus. Apakah mereka benar-benar melihat potensi Huijsen? Atau sekadar melepasnya sebagai bagian dari kalkulasi finansial jangka mahjong?

Roma Menikmati Manfaat, Juve Menyesal Diam-Diam

AS Roma seperti mendapat durian runtuh. Mereka tak hanya mendapat pemain yang siap pakai, tapi juga kemungkinan memiliki aset berharga untuk musim-musim mendatang. Dalam waktu singkat, Dean Huijsen menjadi starter reguler dan mendapatkan tempat di hati tifosi Giallorossi. Sorotan media dan statistik membuktikan bahwa ia adalah salah satu bek muda terbaik Serie A saat ini.

Sementara itu, Juventus justru terus mengandalkan pemain tua yang kerap tampil inkonsisten. Kedalaman skuad mereka di posisi bek tengah tidak menunjukkan progres signifikan, dan ketergantungan terhadap figur lama seperti Danilo atau Alex Sandro semakin mengkhawatirkan. Di sinilah muncul kesan bahwa melepas Huijsen adalah bisnis “rugi” yang tak tertutupi. Publik Turin pun mulai membandingkan performa situs slot resmi belakang Juve dengan kontribusi nyata Huijsen untuk Roma.

Sinyal Bahaya bagi Akademi Juventus

Lebih dari sekadar transfer yang gagal, kasus Dean Huijsen memberi alarm bagi sistem pengembangan pemain muda Juventus. Bagaimana mungkin talenta yang sudah di investasikan sejak usia remaja justru gagal di maksimalkan di tim utama? Bukankah akademi harusnya menjadi fondasi klub masa depan? Ini bukan pertama kalinya Juve melepas pemain muda yang kemudian bersinar di klub lain—Contoh Federico Bernardeschi dan Rolando Mandragora pun muncul dalam diskusi athena168.

Kejadian ini menunjukkan adanya celah serius dalam manajemen transisi pemain muda menuju skuad senior. Jika klub sebesar Juventus saja bisa salah langkah dalam menilai masa depan pemain, maka siapa lagi yang bisa jadi panutan dalam merawat talenta lokal?

Penyesalan yang Terlambat

Kini, nama Dean Huijsen terus menanjak. Ia mulai di lirik tim nasional Belanda, bahkan beberapa klub Premier League di kabarkan siap menebusnya dari Roma jika statusnya di permanenkan. Sementara itu, Juventus hanya bisa menonton dari jauh, sembari merenungi keputusan terburu-buru yang mengorbankan masa depan lini belakang mereka sendiri.

Satu hal yang pasti: jika Huijsen terus bersinar, maka kisah ini akan masuk daftar panjang “penyesalan terbesar Juventus”—satu lagi berlian yang di buang sebelum waktunya, dan kini bersinar untuk lawan.

Exit mobile version