NU Korea Selatan Menerima Kunjungan Atase Pertahanan KBRI Seoul
Seoul – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Korea Selatan menerima kunjungan Atase Pertahanan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul yang baru, Kolonel Penerbang TNI Angkatan Udara Akal Juang, di kantor PCI NU Korea di Incheon, Ahad 9 Januari 2022.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Akal Juang untuk berkomunikasi dan bersilaturahmi dengan organisasi warga Indonesia di Korea. “Saya baru bertugas di sini dan perlu bertemu dengan para pengurus NU yang telah lama tinggal di Korea,” kata Akal Juang, yang bertugas di Seoul sejak November tahun lalu.
Akal Juang mengatakan sebagai Atase Pertahanan tugas utamanya adalah memperkuat kerja sama pertahanan Indonesia-Korea Selatan. Ada sejumlah kerjasama kedua negara baik dalam bidang riset dan produksi persenjataan maupun dalam meningkatkan sumber daya pertahanan. “Saya juga sedang mempelajari tentang program wajib militer bagi laki-laki Korea sebagai unsur penting dalam pertahanan Korea Selatan,” ujarnya.
Dengan penduduk sekitar 51 juta, menurut data Global Firepower, Korea Selatan memiliki sekitar 580.000 personel militer aktif dan sekitar 3,1 juta personel militer cadangan. Sebagai perbandingan, Indonesia dengan penduduk sekitar 270 juta hanya punya sekitar 400.000 personel militer aktif dan sekitar 400.000 personel militer cadangan. Baru-baru ini Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Nomor 27 Tahun 2021 mendorong aparatur sipil negara (ASN) ikut pelatihan komponen cadangan untuk pertahanan negara, membantu komponen utama TNI.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua Tanfidziyah NU Korea Selatan Mohamad Habibi, Wakil Sekretaris Bekti Setiawan, Bendahara Aris Airiqul ‘Azma, Mustasyar Huda Ulin Nuha Al Amin, Ali Nurahim, Budi Haryanto, A’wan Ahmad Nurhasim, Pembina Banser Soe Karyadi dan pengurus lainnya.
Mohamad Habibi mengatakan kecintaan warga NU terhadap negara Indonesia tidak perlu diragukan karena NU telah berhasil menyatukan ajaran Islam dan nasionalisme dalam bingkai negara modern untuk mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan. “Di NU ada ungkapan terkenal hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari iman,” katanya. Atase Pertahanan dan NU, kata dia, perlu menjalin komunikasi yang erat agar jika ada masalah terkait pertahanan di sini bisa dicarikan solusi.
Akal Juang berharap bisa bekerja sama dengan NU Korea Selatan terkait dengan pertahanan Indonesia di Korea Selatan. Pengurus NU menyambut positif harapan tersebut.